Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

Mewaspadai Defisit Oksigen

Lonjakan kasus baru Covid-19 pascalibur panjang dan mudik Lebaran 2021 membuat banyak rumah sakit kewalahan. Tingkat keterisian Wisma Atlet di Jakarta sudah di atas 90 persen. Demikian pula rumah sakit di daerah seperti di Bangkalan, Kudus, Bandung, Semarang.  Grafik lonjakan kasus sangat cepat, eksponensial, sehingga memunculkan banyak persoalan yang tak sederhana di lapangan, khususnya kesiapan rumah sakit, ketersediaan obat dan fasilitas pendukung, serta jumlah tenaga dokter dan petugas kesehatan. Saat ini sedang marak kekurangan ruang perawatan dan oksigen.  Indonesia. dalam hal ini Kementerian Kesehatan, perlu belajar banyak dari kasus di India. Akibat ketidaksiapan stok dan suplai oksigen, banyak pasien Covid-19 di India tak tertolong. Begitu juga dengan dokter dan tenaga kesehatan. Jangan sampai layanan kesehatan kolaps gara-gara kekurangan pasukan garda terdepan itu.  Perlu diwaspadai pula, potensi munculnya korban baru di kalangan anak-anak. Varian baru Covid-19 yang sekarang

Permintaan Oksigen Medis

Pegawai pabrik oksigen PT Asiana Gasindo di Padang Sumatera Barat, memindahkan tabung oksigen yang sudah terisi, Minggu (11/7/2021). Produksi oksigen di perusahaan ini masih memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen delapan rumah sakit di Sumatera Barat. Permintaan oksigen ke perusahaan meningkat dari normal 400-500 tabung (kapasitas 6 meter kubik) per hari menjadi 800 tabung per hari selama peningkatan kasus Covid-19.

Penjual Tabung Oksigen Minta Pembeli Tunjukkan Hasil PCR

Palmerah, Warta Kota - Tabung oksigen saat ini adalah barang yang banyak dicari oleh masyarakat. Hal tersebut tidak lepas dari adanya peningkatan tajam penambahan kasus Covid-19 terutama varian baru Delta. Banyak pasien Covid-19 yang mengalami sesak napas dan sangat membutuhkan oksigen. Tak ayal pemandangan antrean manusia membawa tabung oksigen untuk diisi ulang terlihat di berbagai sudut-sudut kota termasuk di Jakarta. Harganya pun kini semakin membumbung tinggi berkali-kali lipat. Salah satu penjual tabung oksigen di bilangan selatan  Jakarta, Lita Permatasari juga mengakui hal tersebut. Ia juga kebingungan saat banyak masyarakat yang butuh tabung oksigen sementara harganya semakin mahal. Lita merasa kasihan kalau mematok harga tinggi kepada masyarakat yang membutuhkan, tapi apa boleh buat. "Di mana-mana harganya sudah pada naik," kata Lita saat berbincang dengan Tribun, Selasa (6/7). Agar tabung oksigen tepat sasaran Lita mengaku meminta data pribadi pembeli. Data yang di

Polisi Ungkap Spekulan Oksigen dan Obat

IF (27) ditangkap anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Tangerang Kota karena penyalahgunaan narkotika jenis sabu. Dari tangannya, polisi juga mengungkap penimbunan tabung oksigen dan obat-obatan terapi Covid-19 untuk dijual secara daring lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) dalam 10 bulan terakhir. Karyawan swasta itu ditangkap dari pengembangan  kasus narkotika di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang. Saat menggeledah rumahnya di Taman Sari, Jakarta Barat, Kamis (22/7), polisi menyita satu paket narkotika sabu dan alat isapnya, 12 tabung oksigen, 12 troli tabung oksigen, 8 kotak regular tabung oksigen, 2 regular tabung oksigen, 7 kotak azithromycin, dan 3 kotak ivermectin. IF menjual tabung oksigen Rp 4,5 juta dari HET Rp 1 juta. "Keuntungannya Rp 10 juta dengan pengakuan untuk kebutuhan sehari-hari," kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Komisaris Besar Deonijiu de Fatima, Senin (26/7).   (DAN)

Suplai Oksigen Mulai Defisit di Kalimantan

Kebutuhan oksigen di Kalimantan naik karena peningkatan kasus Covid-19. Pelonggaran seimbang juga dibutuhkan agar warga yang bergerak di sektor informal tetap bisa bekerja. BALIKPAPAN, KOMPAS - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menemukan fakta stok oksigen untuk Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat defisit hingga 12 ton pada Senin (26/7/2021). Produsen oksigen menyiasati permintaan yang tinggi dengan mendahulukan distribusi untuk kepentingan medis. "Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang jelas sudah mulai kekurangan oksigen. Suplai oksigennya sudah terbatas karena di sini hanya ada tiga produsen oksigen yang juga jumlahnya sangat terbatas," ujar Mudjahir dalam kunjungan kerja ke Balikpapan. Mudjahir meminta distributor dan produsen oksigen memenuhi kebutuhan medis yang meningkat. Hal itu disebabkan meningkatnya pasien Covid-19 di rumah sakit di Kaltim dan Kaltara. Selain stok oksigen cair yang terbatas, Mudjahir menjelaskan, t