Sesak Napas dan Kebiasaan Merokok

 Pertanyaan K di J: Saya merokok berat sejak berumur 12 tahun. Sewaktu kecil, saya merokok sekitar 5 sampai 10 batang per hari. Tetapi, sejak mulai bekerja (umur 25 tahun) saya menghabiskan 30 batang sigaret per hari. Sejak waktu itu saya tak mampu konsentrasi jika tidak ditemani rokok.  

Istri saya  sudah lama memperingatkan agar berhenti merokok. Saya juga sebenarnya peduli pada kesehatan saya, istri dan anak saya. Namun, saya tak mampu melepaskan diri dari kebiasaan merokok. Saya mencoba mengurangi jumlah rokok yang saya konsumsi per hari, hanya berhasil sementara. Setelah itu saya tak dapat lagi mengendalikan diri.

Lokasi kerja saya di lantai tiga. Sejak mulai bekerja saya menghindari penggunaan lift dan lebih memilih naik tangga. Sejak enam bulan ini kemampuan saya naik tangga amat berkurang. Semula saya mulai merasa sesak jika sampai di lantai tiga, tetapi sekarang baru sampai di lantai dua napas sudah sesak. Saya sudah lama batuk, terutama malam hari. Saya anggap batuk biasa, batuk perokok.

Istri saya mendorong saya memeriksakan diri ke dokter. Sekarang umur saya sudah 48 tahun. Karier saya sedang meningkat, tetapi kemampuan fisik saya rasanya menurun. Saya berkonsultasi pada dokter dan dinyatakan terkena penyakit paru obstruktif menahun.  

Kata dokter, penyakit ini biasa ditemukan pada perokok. Sekarang saya baru sadar akibat merokok dapat menurunkan taraf kesehatan. Saya membutuhkan terapi menghentikan kebiasaan merokok. Niat berhenti merokok saja rasanya tak cukup, saya membutuhkan dampingan dan obat untuk mengatasi akibat berhenti merokok. Saya dirujuk ke salah satu rumah sakit yang mempunyai klinik henti rokok. Saya baru menjalani konsultasi dua kali dan belum dapat menyimpulkan apakah saya akan berhasil.

Saya baru mendengar penyakit paru obstruktif menahun. Betulkah penyakit ini disebabkan kebiasaan merokok. Apakah penyakit ini berbahaya? Mungkinkah dapat disembuhkan? Mohon penjelasan dokter karena saya berharap kebugaran fisik saya dapat pulih kembali bila berhenti merokok.

Jawaban DR Samsuridjal Djauzi: Pada setiap iklan rokok sekarang dicantumkan gangguan kesehatan yang dapat diakibatkan kebiasaan merokok. Salah satu penyakit yang erat kaitannya dengan kebiasaan merokok adalah penyakit paru obstruktif menahun.

Dampak merokok tergantung pada lama merokok, jumlah rokok yang diisap, cara mengisap, serta jenis rokok.

Dampak rokok pada umumnya disebabkan asap rokok yang dapat menimbulkan radang kronik pada pipa saluran napas yang mengakibatkan selaput lendir pipa saluran menebal sehingga lubang pipa saluran napas menyempit. Udara yang keluar-masuk pipa saluran napas tidak lancar sehingga pasien merasa sesak.

Sebenarnya keluhan sesak menandakan proses telah berjalan bertahun-tahun. Diperkirakan 80-90 persen perokok mempunyai risiko terkena paru obstruktif menahun. Namun, penyakit paru obstruktif menahun juga dapat disebabkan faktor lain seperti genetik, infeksi, dan polusi udara. Anda tentu juga mengetahui jika merokok, dampaknya tidak hanya pada Anda, namun juga pada perokok pasif (orang yang mengisap asap rokok) di sekitar Anda seperti  istri, anak, dan teman sekantor. 

Keinginan berhenti merokok amatlah tepat. Kapan pun seorang berhenti merokok, orang tersebut akan mendapat manfaat dari segi kesehatan. Jadi, tak ada kata terlambat dalam berhenti merokok.

Kesulitan dalam berhenti merokok adalah gejala putus nikotin. Seperti kita ketahui dalam rokok terdapat nikotin yang dalam waktu lama dapat menimbulkan kecanduan itu sebabnya mereka yang sedang berhenti merokok harus berjuang mengatasi gejala putus nikotin ini.

Perjuangan ini memerlukan dukungan keluarga, teman, dan konselor profesional. Layanan konselor berhenti merokok biasanya disediakan pada klinik henti rokok. Dibandingkan dengan jumlah perokok di negeri kita, klinik henti rokok di Tanah Air masih amat kurang. Anda beruntung tinggal di kota besar yang mempunyai klinik henti rokok. Mudah-mudahan Anda berhasil berhenti merokok.

Pada penyakit paru obstruktif menahun akan ditemukan penurunan fungsi paru. Pada pemeriksaan paru menggunakan spirometri akan terlihat kapasitas paru penderita menurun. Penurunan ini akan terus terjadi sejalan dengan progresivitas penyakit.

Untuk menghentikannya, langkah pertama adalah menghentikan kebiasaan merokok. Jadi, Anda telah mengambil langkah tepat. Penyakit ini jika dibiarkan dapat menimbulkan kecacatan bahkan kematian.

Untuk meningkatkan fungsi paru, tersedia sejumlah obat yang dihirup maupun yang diminum. Pemulihan fungsi paru tergantung lanjutnya penyakit. Pada penyakit yang amat lanjut kenaikan fungsi paru mungkin hanya terbatas. Jadi, mereka yang belum lama merokok jika berhenti, penurunan fungsi paru masih sedikit dan kemungkinan mempunyai fungsi paru yang baik menjadi lebih besar.

Di dunia, jutaan orang terkena penyakit paru obstruktif menahun. Sebagian perlu membawa tabung oksigen ke mana-mana untuk dapat melakukan aktivitasnya. Sekarang gerakan mengajak masyarakat untuk tidak merokok sudah mulai timbul. Namun, kita menghadapi kenyataan penyuluhan bahaya merokok belum dapat menyamai iklan rokok yang menarik dan mempunyai dana miliaran rupiah.

Semoga Anda dapat bergabung dengan gerakan tidak merokok. Pengalaman Anda dapat menjadi contoh nyata bahaya merokok bagi generasi muda.

        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemprov Kalteng Terima Bantuan Oksigen

Mewaspadai Defisit Oksigen

Penjual Tabung Oksigen Minta Pembeli Tunjukkan Hasil PCR